December 03, 2009

GIARDIASIS


Giardiasis

apa sih giardiasis itu????penyakit yang bagaimana giardiasis itu???

Hummphhh....

sepertinya penyakit banyak sekali jenisnya., kita saja terkadang masih bingung dan belum tau jenis penyakit itu. Bagaimana kita bisa mencegah bahkan mengobatinya?!

Orang-orang awam memang banyak yang belum mengerti tentang seluk-beluk penyakit ini. Oleh karena itu baca aja informasi ini. Kalau sudah membaca tentulah kita dapat mencegah agar kemungkinan kita dan orang-orang terdekat kita yang kita sayangi untuk terjangkit cukup kecil.

Apa yang dimaksud giardiasis????
Giardiasis adalah infeksi usus halus yang disebabkan Giardia lamblia.
Penyebab dari penyakit giardiasis itu adalah Giardia lamblia, yang parasit bersel tunggal. Parasit ini ditularkan dari orang ke orang melalui kista dalam tinja. Penularan langsung terjadi diantara anak-anak atau mitra seksual, atau secara tidak langsung melalui air atau makanan yang terkontaminasi.

Siklus Hidup Giardia lamblia
Bagaimana siklus dari penyebab penyakit ini hingga masuk dalam tubuh manusia? Perhatikan gambar di bawah ini,

Siklus kehidupan dimulai dengan kista noninfective yang dikeluarkan dengan kotoran individu yang terinfeksi. Kista adalah hardy, memberikan perlindungan dari berbagai derajat panas dan dingin, pengeringan dan infeksi dari organisme lain Sebuah karakteristik yang membedakan kista adalah empat inti dan sitoplasma menyusut. Setelah tertelan oleh sebuah host, trophozoite muncul untuk keadaan aktif makan dan pergerakan. Setelah makan panggung, trophozoite mengalami replikasi aseksual melalui pembelahan biner longitudinal. Trophozoites yang dihasilkan dan kista kemudian melewati sistem pencernaan di dalam kotoran. Sementara trophozoites dapat ditemukan dalam kotoran, kista hanya mampu bertahan di luar tuan rumah.

Fitur pembeda trophozoites yang besar karyosomes dan kurangnya perifer kromatin memberikan dua nuklei penampilan lingkaran. Protozoa ini tidak memiliki, mitokondria meskipun penemuan keberadaan sisa-sisa mitochodrial organel dalam satu studi baru-baru ini menunjukkan bahwa tidak primitif Giardia amitochondrial dan yang telah dipertahankannya organel fungsional berasal dari mitokondria asli endosimbion.

Penularan dimulai dari menelan parasit dalam bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan keluarlah bentuk tropozoit. Bentuk tropozoit segera membelah dua, dan bergerombol dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai menimbulkan gejala gangguan saluran cerna. Bentuk tropozoit ini mirip buah pear yang dibelah dan mempunyai sepasang cambuk (flagella) untuk membantu bergerak dan berenang bebas di dalam lumen usus. Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran makanan dan enzim pencernaan. Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir usus, sambil terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun tahun.

Bentuk tropozoit ada yang mati karena enzim pencernaan dan ada yang berubah menjadi bentuk kista berdinding tebal dan keras. Yang ikut aliran cairan usus, akan ikut keluar bersama kotoran, mencemari air sungai, air danau, air selokan, atau mata air di pegunungan. Parasit G. lamblia mencemari air permukaan, bersama-sama virus hepatitis A, menyebabkan sakit kuning (hepatitis), kumanSalmonella menyebabkan penyakit demam tipus, kuman Campilobacter menyebabkan diare pada manusia yang tertular melalui konsumsi daging babi, atau susu mentah. Sanitasi air minum perlu diperhatikan untuk menghindari penularan parasit, virus dan kuman penyebab penyakit tersebut.

Penularan dapat terjadi dari orang ke orang melalui tangan yang mengandung kista dari tinja orang yang terinfeksi ke mulut orang lain, penularan terjadi terutama di asrama dan tempat penitipan anak. Cara-cara penularan seperti ini adalah yang paling utama. Hubungan seksual melalui anus juga mempermudah penularan. KLB terbatas dapat terjadi karena menelan kista dari air minum yang terkontaminasi tinja penderita, dan tempat rekreasi air yang tercemar dan jarag sekali penularan terjadi karena makanan yang terkontaminasi tinja. Kadar chlorine yang digunakan secara rutin untuk pengolahan air bersih tidak dapat membunuh kista Giardia, khususnya pada saat air dalam keadaan dingin; air kotor yang tidak disaring dan air danau yang terbuka terhadap kontaminasi oleh tinja manusia dan hewan merupakan sumber infeksi

Giardiasis terjadi di seluruh dunia dan terutama pada anak-anak dan di daerah yang tingkat kebersihannya buruk. Lebih sering ditemukan pada laki-laki homoseksual dan pada orang-orang yang mengadakan perjalanan ke negara-negara berkembang.
Penyakit ini juga lebih sering menyerang:
·
orang-orang yang memiliki kadar asam lambung yang rendah
·
orang yang lambungnya sudah diangkat melalui pembedahan
·
penderita pankreatitis kronis
·
penderita gangguan sistem kekebalan.
Gejala-gejalanya biasanya ringan, yaitu berupa :
- mual yang hilang-timbul
- bersendawa
- pengeluaran gas yang meningkat (flatulensi)
- rasa tidak enak di perut
- tinja yang sangat banyak dan berbau busuk
- diare.
Bila infeksinya berat, penderita tidak dapat menyerap zat-zat yang penting dari makanan sehingga berat badannya menyusut.
Bagaimana cara mendiagnosis penyakit ini??
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap tinja atau sekret dari usus dua belas jari.
Mungkin pemeriksaan tinja ini perlu dilakukan beberapa kali, karena tidak semua tinja yang mengandung parasit penyebab penyakit ini.

dan bagaimana cara mengobati penyakit giardiasis???berikut cara yang dapat dilakukan jika terjangkit penyakit ini.

  • Kuinakrin per-oral (melalui mulut) sangat efektif untuk giardiasis. Tetapi obat ini bisa menimbulkan gangguan saluran pencernaan dan tingkah laku yang abnormal (jarang).
  • Metronidazol juga efektif dan menimbulkan efek samping yang lebih sedikit, tetapi belum disahkan sebagai perngobatan untuk giardiasis oleh FDA.
  • Furazolidon sebetulnya tidak seefektif kuinakrin atau metronidazol, tetapi karena tersedia dalam bentuk sirup, mudah diberikan untuk anak-anak.
  • Untuk wanita hamil bisa diberikan paromomisin, tetapi hanya jika gejalanya berat.

Orang yang tinggal dengan penderita atau mengadakan kontak seksual dengan penderita, harus menjalani pemeriksaan oleh dokter dan (bila perlu) menjalani pengobatan.

SEKILAS TENTANG GIARDIASIS
Giardiasis, mungkin lumrah terdapat pada penderita diare di negeri kita, tetapi karena tidak
begitu berbahaya, kurang sekali laporan dan publikasi penyakit ini di majalah kesehatan. Demikian juga masih langka presentasi para ahli pada seminar penyakit tropis. Bisa dikatakan tidak ada perhatian pakar terhadap penyakit Giardiasis.
Penyakit ini, termasuk penyakit yang ditularkan melalui air minum yang tidak bersih. Disebut demam linsang, karena parasit Giardia lamblia penyebab penyakit, terdapat pada kotoran berang berang (linsang). Sebetulnya parasit ini juga terdapat pada kotoran tikus kesturi (cecurut) dan juga kotoran hewan peliharaan lain baik yang ternak, atau binatang rumah lain, seperti kucing dan anjing. Manusia yang tertular parasit ini melalui minum air yang tercemar kotoran hewan yang mengandung parasit, mungkin tidak memperlihatkan gejala sakit. Sedangkan pada yang sakit timbul gejala :

  • Diare,
  • Kramp perut,
  • Mual mual,
  • Berat badan turun, dan rasa letih (cape) meskipun istirahat seharian.

Keluhan ini bisa berlangsung 1-3 minggu. Meskipun tidak menunjukkan gejala sakit, seseorang yang sudah tertular parasit, dapat menularkannya ke orang lain, misalnya di dalam keluarga, teman dekat di sekolah. Penyakit ini terdapat di seluruh dunia, terutama di pedesaan, yang sanitasi air minumnya masih kurang mendapat perhatian. Penularan, seperti penyakit saluran cerna lain, terjadi secara tangan ke mulut (hand-to-mouth transfer). Misalnya juru masak yang kurang bersih mencuci tangan sebelum mengolah bahan makanan, atau ibu yang kurang memperhatikan kebersihan tangan selesai mengganti popok bayinya, atau perawat bayi yang memindahkan parasit ke bayi lain, karena kurang menjaga kebersihan tangan. Penderita giardiasis sering anak anak dan bayi, atau orang dewasa berumur 20-40 tahun

Sejarah Parasit Giardia lamblia

Parasit ini sudah diidentifikasi oleh Leewenhoek pada tahun 1681, dengan menggunakan mikroskop konvensional. Beliau menemukannya saat memeriksa tinja encer dari seorang penderita diare. Parasit ini ditemukan di semua negara di dunia. Penularan dimulai dari menelan parasit dalam bentuk kista. Dinding kista yang tebal akan pecah terkena asam lambung, dan keluarlah bentuk tropozoit Bentuk tropozoit segera membelah dua, dan bergerombol dengan parasit lain di daerah usus halus, yang kemudian mulai menimbulkan gejala gangguan saluran cerna. Bentuk tropozoit ini mirip buah pear yang dibelah dan mempunyai sepasang cambuk (flagella) untuk membantu bergerak dan berenang bebas di dalam lumen usus.

Bentuk tropozoit ini kontak dengan cairan empedu, mengubah campuran makanan dan enzim pencernaan, Kemudian mulai menembus lapisan selaput lendir usus, sambil terus membelah memperbanyak diri sampai bertahun tahun. Bentuk tropozoit ada yang mati karena enzim pencernaan dan ada yang berubah menjadi bentuk kista berdinding tebal dan keras. Yang ikut aliran cairan usus, akan ikut keluar bersama kotoran, mencemari air sungai, air danau, air selokan, atau mata air di pegunungan.

Parasit G. lamblia mencemari air permukaan, bersama-sama:

· Virus Hepatitis A, menyebabkan sakit kuning (hepatitis)

· Kuman Salmonella menyebabkan penyakit demam tipus,

· Kuman Campilobacter menyebabkan diare pada manusia yang tertular melalui konsumsi daging babi, atau susu mentah.

Sanitasi air minum perlu diperhatikan untuk menghindari penularan parasit, virus dan kuman penyebab penyakit tersebut.

EPIDEMIOLOGI

Giardiasis terjadi pada 4 kondisi:

1. Kejadian Luar Biasa akibat kurangnya kebersihan air minum.

2. Pada penjelajah hutan dan pendaki gunung di daerah endemis, seperti Rusia, Amerika Tengah, pegunungan Rocky, dan India .

3. Giardia pada hewan sebagai pembawa parasit.

4. Penularan dari seorang ke orang lain, yang terjadi di fasilitas perawatan , misalnya tempat penitipan bayi.

Jarang sekali dilaporkan terjadi Kejadian Luar Biasa Giardiasis akibat penularan melalui makanan (food-borne diseases).

Giardiasis terjadi di negara berkembang maupun di negara maju. Menurut para ahli, dengan menelan 10 kista sudah bisa menimbulkan gejala sakit. Penularan banyak terjadi di pusat pusat perawatan dengan sanitasi tinja kurang baik, seperti tempat penitipan bayi dan asrama anak anak; penularan juga mungkin terjadi pada pengikut perilaku seksual tidak wajar (anal sex).

Penularan juga sering terjadi pada penjelajah hutan dan pendaki gunung, karena kebersihan air minum kurang diperhatikan. Penularan di perkotaan biasanya karena kurang ketatnya pengawasan sanitasi sarana penyediaan air minum, hingga kista Giardia ikut aliran air yang didistribusi ke rumah rumah.

GEJALA KLINIK

Umumnya penderita mencret, kejang perut, kembung, mual, tinja buyar, berlemak, berat badan turun, badan lemah.

Infeksi parasit Giardia lamblia, bervariasi mulai dari tanpa keluhan sampai diare yang berat gangguan penyerapan, hingga pertumbuhan anak terhambat. Gejala giardiasis akut, biasanya berlalu dalam 1 minggu, dapat berlanjut menjadi khronis dengan gejala gangguan pencernaan dan penyerapan makanan menyebabkan penurunan berat badan, dehidrasi, dan sangat jarang menimbulkan kematian. Selain itu dapat timbul kaligata (urticaria), uveitis dan radang sendi (arthritis). Kematian penderita Giardiasis, biasanya pada keadaan rendahnya gamma globulin (hipogammaglobulin) yang menurunkan kekebalan. Penyakit Giardiasis bisa bersama sama dengan penyakit saluran cerna lain, seperti cystic fibrosis. Diagnosa Giardiasis hanya dapat ditegakkan melalui pemeriksaan tinja. Kecurigaan pada Giardiasis, terutama diarahkan pada penderita yang mengalami diare, apalagi jika disokong oleh epidemiologi dan dengan adanya gejala klinik lain. Pada diare karena Giardia, biasanya tinja tidak berbau, disertai perut kembung, banyak buang angin, kramp usus dan pada pemeriksaan fisik, ditemukan perut kembung, bising usus yang berlebihan serta keluhan nyeri menyeluruh pada pemeriksaan raba (palpasi) perut. Tinja berlendir dan darah jarang ditemukan pada Giardiasis. Pemeriksaan tinja, bisa tidak menemukan kista parasit, karena kadang kadang kista tidak ikut keluar bersama tinja. Untuk itu pemeriksaan perlu di ulang di hari lain. Biopsi jaringan selaput lendir usus halus juga perlu untuk melihat keberadaan parasit. Pemeriksaan antigen parasit di dalam tinja kurang berhasil baik.

cara-cara Pemberantasan

A. Upaya Pencegahan

1) Berikan penyuluhan kepada keluarga, perorangan dan penghuni asrama khususnya kepada orang dewasa di tempat penitipan anak, tentang pentingnya menjaga kebersihan perorangan dan membudayakan kebiasaan cuci tangan sebelum menjamah makanan, sebelum makan dan setelah menggunakan kamar kecil (toilet).

2) Lakukan filtrasi air pada instalasi air minum yang terpajan tinja manusia atau tercemar tinja binatang.

3) Lindungi instalasi air minum dari kemungkinan kontaminasi tinja manusia dan hewan.

4) Buang tinja pada jamban yang saniter.

5) Masaklah air yang akan diminum sampai matang. Bila dimungkinkan air yang akan diminum diberi hipoklorit dan iodine; gunakan 0,1 sampai 0,2 ml (2-4 tetes) bahan pemutih yang bisa dipakai di dalam rumah tangga atau 0,5 ml tincture iodine 2% per liter selama 20 menit (lebih lama pada air dingin dan keruh).

PENCEGAHAN

1. Menjaga kebersihan perorangan dengan baik untuk mencegah penularan dari seorang ke orang lain.

2. Mengobati penderita yang tanpa keluhan, tetapi pada pemeriksaan tinja mengandung kista untuk mencegah penularan.

3. Memanaskan air minum sampai 70° C selama 10 menit,

4. Beberapa alat penyaring bisa membersihkan air minum dari parasit Giardia

KOMPLIKASI

· Seperti biasanya penyakit diare, bisa terjadi dehidrasi.

· Gangguan penyerapan preparat besi, hingga menyebabkan anemi; dilaporkan dari 10 penderita Giardiasis, 8 di antaranya menderita anemi kekurangan zat besi.

· Hipoproteinemia akibat gastrointestinal protein loss - gangguan penyerapan akibat infeksi parasit G. lamblia.

Saran bagi semua pembaca:

Meskipun penyakit Giardiasis lumrah ditemukan pada masarakat di negara berkembang, tetap perlu diperhatikan karena komplikasi yang bisa terjadi menurunkan produktivitas penderitanya.